Midodareni itu berasal dari kata Widodari yang berarti Dewi. Upacara midodareni dilakukan malam hari setelah upacara siraman.
Pada malam hari, calon pengantin wanita akan menjadi cantik sama seperti Dewi. Menurut kepercayaan kuno, Dewi akan datang dari kayangan seakan memasuki raga sang calon pengantin wanita.
Pengantin wanita harus tinggal di dalam kamar dari jam enam sore sampai sekitar tengah malam di temani dengan beberapa wanita yang dituakan. Biasanya mereka akan memberi saran dan memberi nasihat. Keluarga dan teman dekat dari pengantin wanita akan datang berkunjung; semuanya harus wanita.
Orangtua dari pengantin wanita akan menyuapkan makanan untuk yang terakhir kalinya untuk puteri nya. Mulai esok hari setelah Ijab maka suaminyalah yang akan bertanggung jawab.
Apa saja yang harus diletakan di kamar pengantin?
Satu set Kembar Mayang plus burung merak (dibawa oleh pihak laki2)
Dua kendi (diisi dengan bumbu, jamu, beras, kacang, dan lain-lain) di lapisi dengan kain Bango Tulak.
Dua kendi (diisi dengan air suci) di lapisi dengan daun dadap srep.
Ukub (baki dengan bermacam pewangi dari daun dan bunga) diletakan di bawah tempat tidur.
Suruh Ayu (daun betel).
Kacang Areca.
Tujuh macam kain dengan corak letrek.
Di tengah malam semua sajen di ambil dari kamar. Keluarga dan tamu dapat makan bersama. Di kamar lain, keluarga dan teman dekat dari calon pengantin wanita bertemu dan beramah tamah dengan keluarga dari calon pengantin laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar