Kamis, 08 Juli 2010

Peningsetan atau Serah-serahan

Peningsetan atau Srah-Srahan, berasal dari kata singset (berarti ikatan). Kedua keluarga menyetujui rencana pernikahan. Mereka akan menjadi besan, menjadi satu keluarga.
Keluarga dari calon pengantin laki-laki berkunjung ke keluarga dari calon pengantin perempuan.

Keluarga calon pengantin laki-laki biasanya membawa beberapa barang bawaan seperti:
Suruh Ayu (daun betel), dilambangkan untuk mengharapkan keselamatan.
Beberapa kain batik dengan corak berbeda, mengharapkan untuk kebahagiaan dan kehidupan yang baik.
Kain Kebaya.
Setagen putih untuk tanda kekuatan.
Buah-buahan, mengharapkan kesehatan.
Beras, gula, garam, minyak, dan lain-lain, sebagai lambang kehidupan rumah tangga.
Cincin untuk pasangan calon pengantin.
Sumbangan uang untuk pesta pernikahan.

Dalam kesempatan ini, kedua keluarga beramah tamah. Hanya saja calonpengantin laki-laki tidak bisa bertamu ke kamar pengantin calon pengantin perempuan yang sudah bagus di dekorasi. Calon Pengantin laki-laki tiba bersama dengan keluarganya, tetapi dia tidak boleh masuk ke rumah. Hanya keluarganya boleh masuk ke rumah. Dia duduk di serambi depan rumah bersama dengan beberapa teman dan keluarga. Selama itu, dia hanya diberi segelas air dan tidak boleh merokok. Di boleh makan hanya setelah malam hari. Dengan maksud, dia harus menahan lapar dan godaan.

Sebelum keluarganya meninggalkan rumah, utusan dari keluarga calon pengantin laki-laki menyatakan kepada tuan rumah bahwa mereka akan mengambil alih tangung jawab calon pengantin laki-laki. Utusan menyatakan bahwa calon pengantin laki-laki tidak kembali ke rumah. Setelah pengunjung meninggalkan rumah, calon pengantin laki-laki boleh masuk ke rumah, tetapi tidak ke kamar pengantin. Orangtua dari calon pengantin perempuan akan mengurus penginapannya.

Itu disebut Nyantri. Nyantri dilakukan untuk keamanan dan praktisnya, dengan pertimbangan bahwa besok dia harus berpakaian pengantin dan siap untuk Ijab dan upacara pernikahan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar