Kamis, 08 Juli 2010

Midodareni

Midodareni itu berasal dari kata Widodari yang berarti Dewi. Upacara midodareni dilakukan malam hari setelah upacara siraman.

Pada malam hari, calon pengantin wanita akan menjadi cantik sama seperti Dewi. Menurut kepercayaan kuno, Dewi akan datang dari kayangan seakan memasuki raga sang calon pengantin wanita.

Pengantin wanita harus tinggal di dalam kamar dari jam enam sore sampai sekitar tengah malam di temani dengan beberapa wanita yang dituakan. Biasanya mereka akan memberi saran dan memberi nasihat. Keluarga dan teman dekat dari pengantin wanita akan datang berkunjung; semuanya harus wanita.

Orangtua dari pengantin wanita akan menyuapkan makanan untuk yang terakhir kalinya untuk puteri nya. Mulai esok hari setelah Ijab maka suaminyalah yang akan bertanggung jawab.

Apa saja yang harus diletakan di kamar pengantin?
Satu set Kembar Mayang plus burung merak (dibawa oleh pihak laki2)
Dua kendi (diisi dengan bumbu, jamu, beras, kacang, dan lain-lain) di lapisi dengan kain Bango Tulak.
Dua kendi (diisi dengan air suci) di lapisi dengan daun dadap srep.
Ukub (baki dengan bermacam pewangi dari daun dan bunga) diletakan di bawah tempat tidur.
Suruh Ayu (daun betel).
Kacang Areca.
Tujuh macam kain dengan corak letrek.

Di tengah malam semua sajen di ambil dari kamar. Keluarga dan tamu dapat makan bersama. Di kamar lain, keluarga dan teman dekat dari calon pengantin wanita bertemu dan beramah tamah dengan keluarga dari calon pengantin laki-laki.

Peningsetan atau Serah-serahan

Peningsetan atau Srah-Srahan, berasal dari kata singset (berarti ikatan). Kedua keluarga menyetujui rencana pernikahan. Mereka akan menjadi besan, menjadi satu keluarga.
Keluarga dari calon pengantin laki-laki berkunjung ke keluarga dari calon pengantin perempuan.

Keluarga calon pengantin laki-laki biasanya membawa beberapa barang bawaan seperti:
Suruh Ayu (daun betel), dilambangkan untuk mengharapkan keselamatan.
Beberapa kain batik dengan corak berbeda, mengharapkan untuk kebahagiaan dan kehidupan yang baik.
Kain Kebaya.
Setagen putih untuk tanda kekuatan.
Buah-buahan, mengharapkan kesehatan.
Beras, gula, garam, minyak, dan lain-lain, sebagai lambang kehidupan rumah tangga.
Cincin untuk pasangan calon pengantin.
Sumbangan uang untuk pesta pernikahan.

Dalam kesempatan ini, kedua keluarga beramah tamah. Hanya saja calonpengantin laki-laki tidak bisa bertamu ke kamar pengantin calon pengantin perempuan yang sudah bagus di dekorasi. Calon Pengantin laki-laki tiba bersama dengan keluarganya, tetapi dia tidak boleh masuk ke rumah. Hanya keluarganya boleh masuk ke rumah. Dia duduk di serambi depan rumah bersama dengan beberapa teman dan keluarga. Selama itu, dia hanya diberi segelas air dan tidak boleh merokok. Di boleh makan hanya setelah malam hari. Dengan maksud, dia harus menahan lapar dan godaan.

Sebelum keluarganya meninggalkan rumah, utusan dari keluarga calon pengantin laki-laki menyatakan kepada tuan rumah bahwa mereka akan mengambil alih tangung jawab calon pengantin laki-laki. Utusan menyatakan bahwa calon pengantin laki-laki tidak kembali ke rumah. Setelah pengunjung meninggalkan rumah, calon pengantin laki-laki boleh masuk ke rumah, tetapi tidak ke kamar pengantin. Orangtua dari calon pengantin perempuan akan mengurus penginapannya.

Itu disebut Nyantri. Nyantri dilakukan untuk keamanan dan praktisnya, dengan pertimbangan bahwa besok dia harus berpakaian pengantin dan siap untuk Ijab dan upacara pernikahan lain.

Panggih

Upacara panggih atau temu dilakukan setelah akad nikah dan biasanya sebelum acara resepsi dimulai.

Perlengkapan yang digunakan biasanya:
Kembar Mayang
Pisang Sanggan berikut perlengkapan nginang (sirih, kapur sirih, bako, dll)
Baskom kecil yang berisi air plus satu butir telur ayam kampung
Kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras merah, bunga, dan ung logam
Nasi Kuning


Prosesi dimulai dengan kedatangan pengantin pria beserta keluarga smbil membawa berbagai perelengkapan panggih.
Posisi terdepan biasanya berturut-turut adalah ki lengser, kemudian dua orang wanita pembawa burung merak, dua orang pria pembawa kembang mayang, pembawa pisang sanggan, pembawa kacar kucur, pembawa nasi kuning, pengantin pria, orang tua pengantin pria, dan keluarga.

Kembar mayang adalah karangan bunga yang terdiri dari daun-daun pohon kelapa yang ditancapkan ke sebatang tanggul kelapa yang memiliki makna luas. Salah satunya diyakini untuk mengusir roh jahat.

Adapun prosesi panggih biasanya sebagai berikut:

Upacara Sanggan
Yaitu anggota keluarga pria dari perwakilan mempelai pria membawa pisang yang diberikan kepada ibu mempelai wanita. Ini bermakna bahwa keluarga mempelai wanita telah menerimanya sebagai anggota keluarga.

Lempar Sirih
Tahap selanjutnya ialah lempar sirih. Mereka melempar dengan penuh semangat dan tertawa. Dengan melempar daun sirih satu sama lain, melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.

Wijik Dadi
Dilanjutkan dengan tahap wijik dadi, yaitu injak telur. Di mana calon mempelai pria menginjak telur sampai pecah dengan kaki kanan. Kemudian mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria. Proses ini bermakna bahwa suami akan bertanggungjawab terhadap istri dan keluarganya.

Sindur Binayang
Selanjutnya tahap sindur binayang. Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan menuntun (seperti menggendong) pasangan pengantin ke kursi pelaminan. Ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindur (kain untuk menggendong) sebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan sang ibu memberikan dukungan moral dari belakang.

Pangkon
Lalu dilanjutkan dengan pangkon. Di dalam ritual ini pasangan pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan, dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama, berarti bahwa cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orangtua terhadap anak dan menantu sama besarnya.

Kacar Kucur
Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi kacar kucur di mana mempelai pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.

Dahar Klimah
Dilanjutkan dengan dahar klimah, di mana kedua mempelai saling menyuapi makanan yang bermakna akan hidup bersama dalam susah dan senang. Setelah itu, ngunjuk taya wening yaitu saling memberi minum yang bermakna kehidupan pernikahan akan langgeng sampai akhir hayat.

Tilik Pitik
Tahap berikutnya ialah tilik pitik. Yaitu kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita menyambut kedua orangtua mempelai pria.

Sungkeman

Kemudian, setelah rangkaian-rangkaian prosesi di atas dilalui barulah kedua mempelai sumgkeman pada kedua orangtua dari mempelai pria dan wanita.

Gending
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan (saling melempar) sirih, wijik (pengantin putri mencuci kaki pengantin pria), pecah telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kayasungkeman
(kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah.

Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara.

Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng.

Pada waktu kirab diiringi gending: Gatibrongta, atau Gari padasih.

Istilah Prosesi Adat Jawa

1. Tarub
Kata benda yang menunjukan pengertian dari satu “bangunan darurat“ yang khusus didirikan pada dan di sekitar rumah orang yang mempunyai hajat menyelenggarakan perkawinan/Ngunduh Temanten, dengan tujuan rasional dan irrasional.

Rasional: Membuat tambahan ruang untuk tempat duduk tamu dan lain-lainnya
Irrasional: Karena pembuatan tarub menurut adat harus disertai dengan macam macam persyaratan khas yang disebut srana-srana/sesaji, maka yang demikian itu mempunyai tujuan “keselamatan lahir batin“ dalam memangku-kerja-perkawinan itu dalam arti luas

Adapun Srana Tarub yang pokok disebut tuwuhan dengan maksud supaya berkembang di segala bidang bagi kedua mempelai terdiri dari :

Sepasang pohon pisang-raja yang berbuah, maknanya secara singkat adalah :
Agar mempelai kelak menjadi pimpinan yang baik bagi keluarganya/ lingkungannya/bangsanya
Seperti pohon pisang dapat tumbuh dan hidup di mana saja maka diharapkan bahwa mempelai berdua pun dapat hidup dan menyesuaikan diri di lingkungan mana pun juga dan berhasil (berubah)

Sepasang Tebu Wulung
Tebu: antipening kalbu = tekad yang bulat
Wulung: mulus = matang
Maknanya, dari mempelai diharapkan agar segala sesuatu yang sudah dipikir matang-matang dikerjakan/dilaksanakan dengan tekad yang bulat, pantang mundur (“mulat sarira hangrasawani”)

Dua janjang kelapa gading yang masih muda
Kelapa gading: Kelapa yang kulitnya kuning
Kelapa muda: cengkir
Maknanya, kencengin pikir = kemauan yang keras
Dari mempelai diharapkan agar memiliki “kemauan yang keras” untuk dapat mencapai tujuan

Daun beringin, Maja, Koro, Andong, Alang-alang, Apa-apa (daun dadap srep)
Maknanya, diharapkan dari mempelai kelak dapat tumbuh seperti pohon beringin, menjadi pengayom lingkungannya dan agar semuanya dapat berjalan dengan selamat sentosa lahir batin (aja ana-sekoro-koro kalis alangan sawiji apa)

2. Srana/Sesaji Tarub
Menunjukkan pengertian baik kata benda maupun kata kerja, yang berarti membuat/mempersiapkan semua persyaratan barang-barang baik yang berujud (materiil) maupun yang tidak berujud (spirituil) yang diperlukan untuk pelengkap syarat pembuatan tarub sesuai dan menurut kepercayaan dan pengertian tradisi/adat.

3. Ngunduh Manten
Kata-kata Ngunduh = memetik yang dilakukan khusus oleh orang tua dari mempelai lelaki, yang berarti mendatangkan mempelai berdua di rumah orang tua mempelai lelaki, biasanya setelah 5 hari anaknya lelaki itu berada di rumah mertuanya sejak hari dilangsungkan perkawinannya, untuk secara bergantian dirayakan di rumah orang tuanya sendiri (orang tua mempelai lelaki) dengan maksud untuk memperkenalkan mempelai kepada keluarganya dan handai taulan.

4. Srana/Sesaji Ngunduh Manten
Idem dengan No.2 di atas, untuk ucapan “ Ngunduh Tematen “

5. Petanen atau Krobongan
Kata benda petanen atau krobongan yakni kamar tengah dari dalam = bangunan rumah yang dibelakang. Bangunan rumah yang didepan namanya Pendapa
Kamar tengah yang disebut petanen ini biasanya selalu dihiasi atau bahasa Jawa di robyong. Tempat yang dirobyong itu lalu disebut Krobongan. Petanen atau juga disebut krobongan ini adalah kamar yang disediakan untuk DEWI SRI yaitu dewinya pertanian (Jawa = petanen)

Dalam upacara perkawinan, maka setelah temu atau panggih, kedua mempelai lalu duduk di muka petanen ini. Disitulah dilakukan ucapan-ucapan kelanjutannya, misalnya: nimbang, kacar-kucur atau sungkem dan lain-lainnya.

Sesuai dengan perkembangannya sekarang krobongan disebut pelaminan yang bentuknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

6. Kembar Mayang
Terdiri dari 2 kata,
Kembar: dua benda yang sama bentuknya dan ukurannya
Mayang: bunga pohon pinang
Jadi artinya, sepasang benda yang dirangkai dalam bentuk tertentu dengan bunga pinang guna keperluan mempelai. Akan tetapi arti sebenarnya dimaksudkan disini melambangkan suatu “pohon hayat” dalam bentuk sekaligus berfungsi sebagai dekorasi.

7. Temanten atau Pengantin
Artinya Mempelai

8. Prabot Temanten
Segala sesuatu yang perlu bagi seorang temanten, terutama sekali mengenai pakaian tradisional temanten menurut adat

9. Pinisepuh Putri
Dalam arti sempit :
Ahli waris wanita yang dekat hubungannya dengan keluarga dan yang kedudukannya dalam lingkungan keluarga itu lebih tua dari sang mempelai, misalnya :
• Dari garis lurus ke atas (adscendenten) Ibu, nenek putri, eyang buyut dan seterusnya
• Dari garis samping Kakak perempuan, bibi (tante, oudtante) dan seterusnya.

Dalam arti luas :
Yang disebut di atas + wanita-wanita lain yang tua usianya dan sangat akrab hubungannya dengan keluarga yang bersangkutan (bahasa Jawa disebut Kewula-keraga)

10. Pinisepuh Kakung
Idem dengan No.9 di atas tetapi untuk pengertian lelaki

11. Nganthi
Kata kerja Nganthi berarti membimbing fisik = mendampingi dan memegangi tangan dari sang mempelai

12. Sindur
Semacam selendang yang warnanya merah bertepikan putih, melambangkan persatuan dari unsur bapak dan unsur ibu. Sindur ini dalam upacara perkawinan :
a) Dipakai sebagai ikat pinggang oleh orang tua (bapak dan ibu) yang menyelenggarakan peralatan mantu.
b) Dipakai sebagai salah satu sarana dalam upacara perkawinan yaitu setelah mempelai bergandengan tangan (Jawa: kanthen) berjalan menuju ke tempat duduk pengantin, maka salah seorang pinisepuh putri (biasanya ibunda mempelai) mengikuti berjalan dekat di belakang mempelai berdua sambil menyelimutkan sehelai sindur sebagai lambang persatu paduan jiwa raga suami istri yang abadi.

Sindur diartikan kependekan dari sin = isin/malu, Ndur = mundur (malu untuk mundur)
Bahwa tujuan perkawinan antara lain adalah untuk meneruskan kehidupan generasi melalui pembangunan keluarga sejahtera.

Segala rintangan/hambatan tidak akan melemahkan keyakinan dirinya terhadap apa yang harus diperjuangkan dalam usaha membangun suatu keluarga sejahtera, terlebih-lebih dengan disertai do’a restu orang tua kedua pengantin, maka apapun yang akan dihadapinya akan terus diperjuangkan sampai terwujudnya harapan serta cita-citanya tersebut.

13. Ngebakten/Sungkem
Suatu kewajiban moral tradisional bagi sang mempelai untuk secara fisik menunjukkan/menyatakan bakti dan hormatnya lahir batin kepada orang tua dan para pinisepuhnya dengan gerakan tertentu, seraya mohon do’a restu dan mendapat ridho dari Tuhan agar selalu mendapatkan bimbingan dan petunjuk di dalam membangun keluarga dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.

Pada saat akan sungkem kedua pengantin melepas selop dan keris yang dikenakan pengantin pria. Hal ini dimaksudkan bahwa kedua mempelai dengan sepenuh hati telah siap akan bersujud kepada orang tua pengantin dan pinisepuh

14. Ganti Busana
Upacara mempelai untuk sementara waktu meninggalkan tempat duduknya berjalan menuju kamar rias untuk ganti pakaian dengan diiringi oleh beberapa orang pinisepuh, saudara-saudaranya (laki-laki dan perempuan) dan lain-lain anggota keluarga terdekat yang ditunjuk.

15. Besan
Sebutan yang dipakai untuk menunjukkan hubungan kekeluargaan antara orang tua dari mempelai lelaki dan orang tua dari mempelai wanita.

16. Mertua
Sebutan yang dipakai untuk menunjukkan hubungan kekeluargaan bagi mempelai lelaki terhadap orang tua dari mempelai wanita dan bagi mempelai wanita terhadap orang tua dari mempelai lelaki (parent in laws)

17. Among Tamu
Tugas khusus untuk menerima dan mengantar para tamu ke tempat duduknya, menurut ketentuan protokol.

18. Gamelan
Seperangkat (unit dari salah satu macam alat-musik Indonesia) disiapkan untuk lebih menyemarakkan suasana.

19. Keris
Suatu benda semacam senjata-tajam yang mempunyai bentuk khusus dan dianggap keramat berfungsi antara lain sebagai salah satu perabot dari pada pakaian kebesaran secara adat Jawa.

20. Pakaian Sikepan Cekak/Alit
Salah satu model pakaian pengantin yang dipakai setelah kembali dari ganti menuju ketempat duduknya. Model ini yang biasa digunakan oleh para pangeran saat upacara2 kebesaran.

21. Dijejerkan
Diatur agar mempelai berdua berdiri berjajar.

22. Pamitan
Para tamu mohon diri kepada orang tua kedua mempelai untuk pulang kembali ke tempat masing2.

23. Nandur
Gerakan dari orang tua laki-laki untuk mendudukan kedua pengantin di pelaminan dengan menekankan tangan di pundak pengantin pria dan wanita yang dapat diartikan bahwa setiap orang tua dengan kasih sayangnya tetap akan selalu memberikan petunjuk2 dan pengarahan yang benar dengan harapan hendaknya segala sesuatu yang dilaksanakan selalu didasari budi yang baik dan luhur.
Nandur = menanam
Dimaksukdkan bahwa akan tumbuh hidup subur dan dari kesuburan tersebut dihasilkan buah yang bagus dan berguna.

24. Imbal Wicara
Dialog/percakapan yang dilaksanakan pada saat serah terima kedua pengantin dari orang tua pengantin putri kepada orang tua pengantin putra

25. Mombyok Keris/Kolong Keris
Suatu kelengkapan busana kebesaran bagi pengantin yang terdiri dari untaian / rangkaian bunga dan mawar dengan warna putih dan merah yang artinya sama dengan arti sindur

26. Ombyong
Sebutan bagi rombongan pengiring pengantin yang biasanya terdiri dari para keluarga terdekat pengantin pria/wanita yang telah ditentukan

27. Ngarak Manten
Kata kerja “ngarak” berarti membimbing secara bersama-sama dalam bentuk rombongan

28. Mengapit
Dapat diartikan mendampingi di sebelah kanan dan kiri yang dapat dilakukan dalam posisi duduk, berdiri atau berjalan

29. Bucalan = Buangan

Kata benda dari sesaji yang akan ditempatkan / dibuang di tempat-tempat tertentu (route perjalanan dan kompleks penyajiannya telah diuraikan di depan / skenario)

Kata kerja dari pelaksanaan penyajian sesaji bucalan gecok mentah dengan maksud mengharapkan partisipasi dari para bahu rekso (makhluk yang tidak kelihatan) maupun yang kelihatan, untuk menjaga jalan-jalan yang akan dilalui pengantin dan juga ditempat-tempat yang akan dipakai tempat upacara/perhelatan dan diminta supaya tidak mengganggu pengantin sekalian, beserta orang tuanya, keluarganya, pengiringnya, tamu-tamunya, para panitia dan pembantunya dan lain-lain. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan hajat Ngunduh Temanten tersebut selamat hingga upacara selesai dengan paripurna khususnya kepada pengantin sekalian diberikan rakhmat, sejahtera dan bahagia lahir batin

30. Siraman
Menunjukkan pengertian kata benda dari kata “siram” yang berarti suatu perbuatan tradisional mandi bagi setiap orang calon mempelai wanita maupun pria menjelang akad nikah.

Untuk keperluan ini diperlukan pula syarat-syarat atau sesaji-sesaji yang disebut “sirna siraman” yang ujudnya sesuai dengan uraian pada skenario.

Upacara siraman (mandi mempelai) ini dipimpin dan dilakukan/dibantu oleh para ahli waris terdekat yang sudah tua usianya baik dari garis bapak maupun dari garis ibu (sesuai masyarakat adat yang bersifat ke bapak ibuan = perenteel)

31. Paes
Menunjukkan kata benda dari kata kerja maesi, yang berarti merias dahi calon mempelai wanita oleh seorang wanita ahli dalam tugas ini, agar wajah si calon mempelai wanita terlihat lebih cantik lagi mirip gambaran wajah seorang bidadari.

32. Kembang Setaman
Beberapa macam bunga yang dicampur satu dalam sebuah tempat/wadah yang berisi air tawar.


Sumber: wonosari.com

Rabu, 07 Juli 2010

Upacara Adat Jawa

Rangkaian upacara adat pengantin Jawa secara kronologis diuraikan dari awal sampai akhir sebagai berikut:
1. Upacara siraman pengantin putra-putri
2. Upacara malam midodareni
3. Upacara akad nikah/ijab kabul
4. Upacara panggih /temu
5. Upacara resepsi
6. Upacara sesudah pernikahan

Makna rangkaian upacara tersebut secara perinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Siraman Pengantin Putra-putri
Upacara siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah (ijab kabul). Akad nikah dilangsungkan secara/menurut agama masing-masing dan hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara adat.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada upacara siraman adalah :

Siraman Pengantin Putri
Pengantin putri pada upacara siraman sebaiknya mengenakan kain dengan motif Grompol yang dirangkapi dengan kain mori putih bersih sepanjang dua meter dan pengantin putri rambutnya terurai.

Yang bertugas menyiram pengantin putri adalah :
Bapak dan Ibu pengantin putri, disusul Bapak dan Ibu pengantin putra, diteruskan oleh orang-orang tua serta keluarga yang dianggap telah pantas sebagai teladan. Siraman ini dilanjutkan dan diakhiri juru rias dan paling akhir adalah dilakukan oleh pengantin sendiri, sebaiknya pergunakan air hangat agar pengantin yang disirami tidak masuk angin.

Siraman Pengantin Putra
Urut-urutan upacara siraman pengantin putra adalah sama seperti sirama pengantin putri hanya yang menyiram pertama adalah Bapak pengantin putra.
Setelah upacara siraman pengantin selesai, maka pengantin putra ke tempat pemondokan yang tidak jauh dari tempat kediaman pengantin putri. Dalam hal ini pengantin putra belum diizinkan tinggal serumah dengan pengantin putri. Sedangkan pengantin putri setelah siraman berganti busana dengan busana kerik, yaitu pengantin putri akan dipotong rambut bagian depan pada dahi secara merata.

2. Midodareni
Dalam upacara midodareni pengantin putri mengenakan busana polos artinya dilarang mengenakan perhiasan apa-pun kecuali cincin kawin. Dalam malam midodareni itulah baru dapat dikatakan pengantin dan sebelumnya disebut calon pengantin. Pada malam itu pengantin putra datang ke rumah pengantin putri.

Untuk model Yogyakarta pengantin putra mengenakan busana kasatrian yaitu baju surjan, blangkon model Yogyakarta, kalung korset, mengenakan keris, sedangkan model Surakarta, pengantin putra mengenakan busana Pangeran yaitu mengenakan jas beskap, kalung korset dan mengenakan keris pula.

Untuk mempermudah maka pengantin putra pada waktu malam midodareni boleh juga mengenakan jas lengkap dengan mengenakan dasi asal jangan dasi kupu-kupu.

Kira-kira pukul 19:00, pengantin putra datang ke rumah pengantin putri untuk berkenalan dengan keluarga dan rekan-rekan pengantin putri. Setibanya pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan Ibu pengantin putri. Setelah penyerahan diterima pengantin putra diantarkan ke pondok yang telah disediakan yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan rumah pengantin putri.

Pondokan telah disediakan makanan dan minuman sekedarnya dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka pengantin putra menuju ke tempat pengantin putri untuk menemui para tamu secukupnya kemudian pengantin putra kembali ke pondokan untuk beristirahat.

Jadi jangan sampai jauh malam, karena menjaga kondisi fisik seterusnya. Jadi kira-kira pukul 22:00 harus sudah kembali ke pondokan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya agar jangan sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang tidur.

Setelah upacara malam midodareni ini masih disusul dengan upacara-upacara lainnya yang kesemuanya itu cukup melelahkan kedua pengantin.

Pada malam midodareni pengantin putri tetap di dalam kamar pengantin dan setelah pukul 24:00 baru diperbolehkan tidur. Pada malam midodareni ini para tamu biasanya berpasangan suami istri. Keadaan malam midodareni harus cukup tenang dan suasana khidmat, tidak terdengar percakapan-percakapan yang terlalu keras.

Para tamu bercakap-cakap dengan tamu lain yang berdekatan saja. Pada pukul 22:00 - 24:00 para tamu diberikan hidangan makan dan sedapat mungkin nasi dengan lauk-pauk opor ayam dan telur ayam kampung, ditambah dengan lalapan daun kemangi.

3. Akad Nikah
Upacara akad nikah dilaksanakan menurut agamanya masing-masing. Dalam hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara selanjutnya. Bagi pemeluk agama Islam akad nikah dapat dilangsungkan di masjid atau mendatangkan Penghulu.

Setelah akad nikah diberikan petunjuk sebagai berikut:
Setelah upacara akad nikah selesai,pengantin putra tetap menunggu di luar untuk upacara selanjutnya. Yang perlu mendapatkan perhatian ialah selama upacara akad nikah pengantin putra boleh mengenakan keris (keris harus dicabut terlebih dahulu) dan kain yang dipakai oleh kedua pengantin tidak boleh bermotif hewan begitu pula blangkon yang dipakai pengantin putra.

Bagi pemeluk agama Katholik atau Kristen akad nikah dilangsungkan di gereja. Untuk pemeluk agama Katholik dinamakan menerima Sakramen Ijab, baik agama Islam maupun Katholik atau Kristen pelaksanaan akad nikah harus didahulukan dan setelah selesai Ijab Kabul barulah upacara adat dapat dilangsungkan.

4. Panggih

Balangan Sedah
Upacara balangan sedah/lempar sirih yaitu pengantin putra dan pengantin putri saling melempar sirih, setelah itu disusul dengan berjabat tangan tanda saling mengenal.

Wiji Dadi
Sebelum pengantin putra menginjak telur, pengantin putri membasuh terlebih dahulu kedua kaki pengantin putra.

Sindur Binayang
Upacara sindur binayang yaitu pasangan pengantin berjalan dibelakang ayah pengantin putri, sedangkan ibu pengantin putri dibelakangnya pengantin tersebut. Hal ini mempunyai makna Bapak selalu membimbing putra-putrinya menuju kebahagiaan, sedangkan Ibu memberikan dorongan “tut wuri handayani”

Timbang
Timbang (Pangkon) dan disusul upacara tanem. Upacara tanem yaitu Bapak pengantin putri mempersilahkan duduk kedua pengantin di pelaminan yang bermakna bahwa Bapak telah merestui dan mengesahkan kedua pengantin menjadi suami istri.

Tukar Kalpika
Upacara tukar kalpika yang disebut juga tukar cincin yaitu memindahkan dari jari manis kiri ke jari manis kanan dan dilaksanakan saling memindahkan. Hal ini mempunyai makna bahwa suami istri telah memadu kasih sayang untuk mencapai hidup bahagia sepanjang hidup.

Kacar-kucur
Upacara kacar-kucur atau disebut guna kaya yang bermakna bahwa hasil jerih payah sang suami diperuntukkan kepada sang istri untuk kebutuhan keluarga.

Kembul Dhahar “Sekul Walimah“
Upacara kembul dhahar yaitu kedua pengantin saling suap-suapan secara lahap. Hal ini bermakna bahwa hasil jerih payah dan rejeki yang diterimanya adalah berkat Rahmat Tuhan dan untuk mencukupi keluarganya. Segala suka dan duka harus dipikul bersama-sama.

Pengantin putra dengan sabar menunggu pengantin putri menghabiskan Dhaharan. Biasanya Ibu lebih sayang untuk membuang makanan. Hal ini bermakna agar Tuhan selalu memberikan rezeki dan selalu mensyukuri rezeki yang diterimanya.

Mertuwi
Bapak dan Ibu pengantin putra datang dijemput oleh Bapak dan Ibu pengantin putri untuk menjenguk pengesahan perkawinan putrinya. Setelah dipersilahkan duduk oleh Bapak dan Ibu pengantin putri lalu dilangsungkan upacara sungkeman. Apabila Ayah atau Bapak pengantin putra telah meninggal dunia, maka sebagai gantinya yaitu kakak pengantin putra atau pamannya.

Sungkeman
Upacara sungkeman/Ngebekten yaitu kedua pengantin berlutut untuk menyembah kepada Bapak dan Ibu dari kedua pengantin. Dalam hal ini bermakna bahwa kedua pengantin tetap berbakti kepada Bapak/Ibu pengantin, serta mohon doa restu agar Tuhan selalu memberikan rahmatnya.

Sumber: wonosari.com

Prosesi Pengantin Adat Jawa

Kronologis ketemu jodoh pada orang Jawa dahulu, biasanya melalui cara yang disebut :

Babat Alas
Artinya membuka hutan untuk merintis membuat lahan. Dalam hal babat alas ini orangtua pemuda merintis seorang congkok untuk mengetahui apakah si gadis sudah mempunyai calon atau belum. Istilah umumnya disebut nakokake artinya menanyakan

Nontoni
Kalau sang pemuda belum kenal dengan sang gadis, maka adanya upacara nontoni
Yaitu sang pemuda diajak keluarganya datang ke rumah sang gadis, pada saat pemuda itu diajak/diberi kesempatan untuk nontoni sang gadis pilihan orang tuanya

Ngelamar
Bila cocok artinya saling setuju, kemudian disusul dengan upacara ngelamar atau meminang. Dalam upacara ngelamar, keluarga pihak sang pemuda menyerahkan barang kepada pihak sang gadis sebagai peningset yang terdiri dari pakaian lengkap, dalam bahasa Jawanya sandangan sapangadek.

Asok Tukon
Menjelang hari perkawinan diadakan upacara srah-srahan atau asok tukon yaitu
pihak calon pengantin putra menyerahkan sejumlah hadiah perkawinan kepada keluarga pihak calon pengantin putri berupa hasil bumi, alat-alat rumah tangga, ternak dan kadang-kadang ditambah sejumlah uang.

Pingit
Kira-kira 7 hari (dulu 40 hari) sebelum hari pernikahan calon pengantin putri dipingit artinya tidak boleh keluar dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon suaminya. Selama masa pingitan calon pengantin putri membersihkan diri dengan mandi kramas dan badannya diberi lulur.

Pasang Tarub
Sehari atau dua hari sebelum upacara akad nikah di rumah orangtua calon pengantin putri membuat tratag dan menghias rumah. Kesibukan tersebut biasanya juga dinamakan upacara pasang tarub

Siraman
Upacara siraman yaitu memandikan calon pengantin putri dengan kembang telon yaitu bunga mawar, melati dan kenanga dan selanjutnya disusul dengan upacara ngerik. Upacara ngerik yaitu membersihkan bulu-bulu rambut yang terdapat di dahi, kuduk, tengkuk dan di pipi.

Midodareni
Setelah upacara ngerik, maka pada malam hari diadakan upacara malam Midodareni. Calon pengantin putra datang ke rumah pengantin putri dan selanjutnya calon pengantin putra menjalani upacara nyantri.

Ijab Kabul
Pada pagi harinya atau sore harinya dilangsungkan upacara ijab kabul yaitu meresmikan kedua insan antara pria dan wanita yang memadu kasih telah sah menjadi suami istri.

Panggih
Sehabis upacara ijab kabul dilangsungkan upacara panggih atau temon yaitu pengantin putra dan pengantin putri ditemukan yang berakhir duduk bersanding di pelaminan.

Ngunduh Mantu
Lima hari setelah akad nikah dan upacara panggih diadakan upacara sepasaran pengantin atau ngunduh mantu apabila disertai dengan pesta.

Selasa, 06 Juli 2010

Cicilan Rumah Sebaiknya Kurang dari 30 Persen Gaji

KETIKA berencana membeli rumah tentu Anda mengharapkan hasil yang terbaik sesuai dengan biaya yang akan dikeluarkan. Karena itu sebelum Anda mulai melihat-lihat calon rumah Anda, sebaiknya Anda membuat daftar prioritas yang diinginkan dari rumah yang akan dibeli seperti jumlah kamar tidur, kamar mandi, halaman, garasi, kondisi atap, dinding, dan lain-lain. Kemudian buat juga daftar fasilitas-fasilitas umum yang nanti Anda butuhkan, seperti PAM, listrik, jalan umum, kebersihan, rumah ibadah, sekolah, pasar dan lain-lain. Tambahkan lagi daftar tersebut dengan persyaratan lainnya seperti bebas banjir, sertifikat rumah lengkap dan tidak dalam sengketa apa pun.

Setelah daftar prioritas terisi langkah berikutnya adalah berburu informasi. Kita bisa dapatkan melalui surat kabar, pameran, atau informasi yang diberikan rekan. Yang penting kita tetap cermat dalam mengumpulkan dan memilah informasi yang didapat. Tujuannya agar kita tidak kecewa dan salah pilih. Maunya dapat rumah idaman, tak tahunya dapat rumah bermasalah. Kita tidak ingin uang untuk membeli rumah yang biasanya dari sedikit tabungan dan kredit bank menjadi sia-sia bukan?

Nah, agar pembelian rumah sesuai yang kita harapkan, perhatikan tips-tips berikut:
1. Datanglah ke berbagai pameran properti, di sana Anda bisa mendapatkan banyak sekali informasi rumah dari para tenaga penjual yang siap membantu Anda, dan biasanya ditawarkan dengan harga miring atau potongan diskon. Sebaiknya Anda jangan langsung percaya dengan gambaran kondisi rumah yang tertera pada brosur penjualan atau seperti yang dipajang pada miniatur bangunan rumah yang akan dijual di pameran tersebut, tetapi Anda harus mencocokkan informasi yang diberikan dengan kunjungan langsung ke lokasi.

Jika memungkinkan buatlah foto-foto sendiri dengan demikian Anda akan memperoleh informasi yang sebenar-benarnya dari rumah tersebut. Kumpulkanlah berbagai informasi antara 3 sampai 5 rumah pada lokasi yang diinginkan dari berbagai pengembang, lebih banyak lebih baik dan bandingkanlah satu sama lain. Dari informasi tersebut Anda dapat memiliki patokan atau gambaran rumah yang terbaik untuk Anda.

2. Selanjutnya, yang tak kalah harus Anda pikirkan adalah menentukan berapa kesanggupan Anda dalam membiayai rumah. Tiap orang mempunyai jawaban yang berbeda-beda untuk pernyataan tersebut. Namun tentunya Anda yang paling tahu seberapa besar kesanggupan Anda. Kuncinya adalah membeli rumah seharusnya lebih membuat hidup Anda sejahtera. Jangan sampai karena pembelian rumah ini malah membuat Anda mengalami penurunan standar dan gaya hidup serta tidak tercapainya tujuan keuangan lainnya di masa depan. Untuk mengetahuinya, maka buatlah suatu neraca keuangan keluarga untuk mengetahui harta tunai Anda yang likuid yang siap digunakan untuk membiayai pembelian rumah. Harta tunai Anda yang likuid maksudnya adalah sejumlah dana menganggur Anda di tabungan, deposito atau di tempat lainnya yang dapat diambil kapan saja.

3. Sejumlah dana tunai juga sebaiknya dicadangkan untuk mengantisipasi terjadinya biaya-biaya pembelian rumah antara lain uang tanda jadi atau booking fee, uang muka, akta jual beli, biaya balik nama sertifikat dan biaya jasa notaris dan lain sebagainya. Jika pembelian rumah dibiayai dengan kredit dari bank sebaiknya dipersiapkan pula dana tunai untuk biaya administrasi dan provisi pengikatan kredit, biaya jasa notaris, asuransi kebakaran dan asuransi jiwa. Selain itu, pertimbangkan juga untuk menyiapkan biaya pindah rumahnya, kemudian isi rumahnya. Walaupun pembelian isi rumah bisa dilakukan bertahap sesuai dengan tersedianya dana, namun seminim-minimnya dana Anda jika telah terkuras akibat biaya-biaya tadi, paling tidak masih punya cukup uang untuk memasang tirai atau gorden.

4. Membeli rumah bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara tunai dan kredit atau kombinasi dari keduanya. Jika Anda ingin membeli rumah secara tunai, Anda dapat menyiapkan dananya dengan beberapa cara seperti menabung secara rutin atau melakukan investasi. Sehingga akumulasi dana hasil menabung atau hasil keuntungan investasi bisa digunakan untuk membeli rumah.

Keuntungannya dengan membeli rumah secara tunai, maka Anda tidak perlu tergantung dari pihak lain dan yang paling menyenangkan adalah Anda bebas dari kewajiban membayar cicilan bulanan. Hanya saja mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama sampai tercapai sejumlah dana yang Anda perlukan untuk membeli rumah.

Dengan mahalnya harga rumah saat ini, beberapa dari Anda mungkin kesulitan dalam menyediakan dana tunai pembelian rumah. Anda tetap bisa beli rumah dengan cara mengajukan kredit ke Bank. Pada umumnya dana kredit yang bisa diberikan oleh bank adalah maksimal sebesar 70 persen saja dari harga rumah yang akan dibeli, sisanya sebesar 30 persen harus dibiayai sendiri dan dianggap sebagai uang muka rumah. Jika Anda ingin membeli rumah dengan cara mengkredit maka Anda harus memperkirakan sebelumnya berapa penghasilan Anda yang bisa disisihkan untuk membayar cicilan rumah.

Tentu penghasilan Anda per bulan setelah dikurangi biaya-biaya rumah tangga dan utang pada pihak lain, seharusnya masih cukup untuk membayar cicilan rumah. Idealnya cicilan kredit rumah Anda besarnya tidak lebih dari 30 persen dari penghasilan Anda sehingga sisa 70 persennya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup lainnya. Pada umumnya transaksi pembelian rumah dengan kredit rumah dibagi dalam 2 tahap yaitu didahului dengan pembayaran uang muka rumah, pihak penjual akan meminta uang muka dari Anda, besarnya bervariasi biasanya paling banyak sebesar 30 persen saja dari harga rumah. Sisanya barulah dibiayai oleh kredit rumah.

5. Buatlah juga sebuah arus kas pribadi yang terdiri dari penghasilan serta pengeluaran rutin Anda. Arus kas pribadi ini berguna untuk menghitung berapa besar sisa penghasilan Anda yang sanggup disisihkan untuk membiayai rumah, jika pembelian rumah dibiayai dengan kredit rumah.

6. Periksalah kewajiban-kewajiban pada pihak lain atau utang Anda sebelum mengajukan kredit ke Bank. Bank memiliki analisis sendiri dan sumber informasi yang dapat dipercaya untuk mengetahui gambaran kondisi keuangan Anda. Karena itu sebelum mengajukan kredit ke Bank, periksalah kembali utang-utang Anda lainnya. Cicilan kartu kredit, cicilan motor, cicilan mobil dan lain-lain. Apakah Anda memiliki kredit macet pada pihak lain, kapan jatuh tempo terakhir masing-masing cicilan utang Anda. Jika Anda memiliki lebih dari satu kartu kredit, tetapi yang aktif hanya satu maka kartu kredit yang tidak aktif sebaiknya ditutup. Ini untuk mencegah bank, agar tidak memasukkan kartu kredit yang tidak aktif tersebut sebagai utang Anda, karena sebenarnya Anda belum menggunakannya. - perencanakeuangan.com/Widyasari (Jurnal Nasional)

Trauma di Masa Kecil

Oleh: Anisa Cahya Ningrum

ADAKAH sesuatu yang Anda ingat tentang sebuah peristiwa dahulu di masa kecil? Apakah peristiwa itu terasa begitu menyenangkan? Atau sebaliknya, Anda justru mengalami kejadian yang sangat menyakitkan?

Kita semua memiliki rekaman individual tentang masa lalu yang tersimpan rapi di dalam otak. Ada kisah-kisah indah yang menghiasi memori kita, hingga kita berusaha untuk mengenangnya sepanjang masa. Pengalaman tentang hadiah sepeda baru, misalnya. Atau pengalaman tak terlupakan ketika mendapat kesempatan membaca puisi di panggung perpisahan sekolah dasar.

Namun selain pengalaman yang menyenangkan, dalam perjalanan hidup, mungkin kita juga pernah merasakan sesuatu yang tidak menggembirakan, atau bahkan menyakitkan. Pernah dikurung di kamar yang gelap, misalnya. Rasa sesak napas dalam kegelapan itu mungkin masih bisa Anda rasakan sampai sekarang. Apalagi jika Anda juga mendengar kata-kata melengking, ”Dasar pemalas, bodoh! Mau jadi apa kamu?!” Sepertinya kalimat itu masih terngiang-ngiang di kedua telinga kita.

Memori Bawah Sadar
Pengalaman traumatis bisa kita alami secara fisik, mental maupun verbal. Ada yang meninggalkan bekas noda di badan, ada pula yang terasa begitu membekas di dalam hati. Banyak hal yang dengan sengaja ingin kita lupakan, namun ada pula kejadian yang begitu sulit untuk dihapuskan.

Hal ini cukup beralasan, karena setiap kejadian yang kita alami, semuanya akan terekam dengan baik di dalam otak. Semakin sering kita me-recall memori tersebut, maka akan semakin membekas di lipatan-lipatan otak. Dan bila kita mengalami sesuatu yang sangat menusuk jiwa dan raga kita, maka goresan di otak itu akan semakin tajam sehingga akan semakin terpatri dalam memori, meski kita sudah berusaha untuk melupakannya.

Begitulah proses penyimpanan peristiwa traumatis yang terjadi di dalam otak. Semakin dalam melukai, akan semakin sulit dihapuskan. Kalau toh kita memiliki usaha yang besar untuk melupakannya, namun biasanya rekaman itu tetap tersimpan dalam memori bawah sadar, dan akan memengaruhi kita dalam berperilaku sehari-hari.
Tidak banyak yang menyadari bawah perilaku kita lebih banyak dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar kita. Hampir 88 persen perilaku, bahasa tubuh dan pilihan kata yang kita ucapkan adalah manifestasi dari pikiran bawah sadar.

Pikiran sadar, yang terlihat dari perilaku yang mempertimbangkan baik buruk, dan upaya menganalisis setiap hal, ternyata hanya berkontribusi hanya 12 persen saja dalam keseluruhan performa kita. Pikiran bawah sadar juga mendominasi seseorang ketika melakukan tindakan-tindakan spontan yang harus segera diantisipasi. Ketika merasa tersinggung, misalnya. Seseorang biasanya bereaksi secara spontan dengan cara-cara yang selama ini mereka pelajari di lingkungannya, sejak di masa kecil. Rekaman di masa lalu seolah memberi ”solusi” bahwa jika merasa tersinggung, kita harus segera membalasnya dengan ucapan yang setara, agar orang lain juga tahu betapa sakitnya yang kita rasakan.

Ramuan Kepribadian
Kini kita mengetahui bahwa apa yang kita alami di masa lalu, menjadi bagian dari keseluruhan kepribadian kita. Bahwa perlakuan dan ucapan-ucapan dari orang-orang di sekitar kita, ikut mewarnai karakter dan perilaku kita sehari-hari.

Kepribadian memang terbentuk dari berbagai unsur. Faktor genetis memang sulit untuk dielakkan kontribusinya. Bahkan beberapa penelitian medis menemukan bahwa bentuk otak seseorang juga menciptakan tumbuhnya bentuk-bentuk kepribadian tertentu.
Segala totalitas eksternal dan internal yang kita miliki menjadi ramuan kepribadian yang muncul dalam performa kita. Maka, jika kita ingin membuat ramuan kepribadian yang berkualitas bagi anak-anak, maka kita perlu menata perilaku dan ucapan yang lebih baik di depan mata mereka.

Jika kita ingin menciptakan generasi yang lebih baik, jangan beri pengalaman traumatis yang menyakitkan bagi anak-anak kita. Hindarkan perlakuan yang menyakiti fisiknya, dan pastikan tak ada kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut kita.
Hindarkan anak dari kejadian-kejadian yang menakutkan, dan menyakitkan, agar mereka tidak mengalami hal-hal traumatis yang akan membekas di otaknya. Beri mereka pengalaman yang menyenangkan, dan menenteramkan, sehingga mereka memiliki cara-cara yang tepat dalam menyelesaikan masalahnya.

Mereka tidak perlu menyakiti orang lain, karena di dalam otak dan pikiran bawah sadar mereka hanya merekam perlakuan menyenangkan dari orang-orang terdekatnya. Mereka tidak perlu melukai orang lain, karena tak ada jejak luka di tubuh dan jiwanya. Luka di tubuh bisa diobati, namun luka di jiwa tetap saja terukir di dalam hati. (Jurnal Nasional)

Liana Rosnita: Bicara Keperawanan

Oleh: Suriyanto

BICARA tentang seks atau keperawanan masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu. Namun, tidak demikian yang dilakukan oleh sebuah majalah bersegmen pembaca perempuan muslim di Asia Tenggara.

Majalah berbahasa Inggris ini mengupas tuntas masalah keperawanan. Secara umum, majalah bernama Aquila Asia ini membahas permasalah kewanitaan yang dihadapi wanita muslim di dunianya.

Pendiri majalah, Aquila Asia, Liana Rosnita, mengatakan ide untuk mengangkat masalah keperawanan berawal dari fenomena di Mesir saat banyak wanita membeli peralatan untuk operasi selaput dara.
“Ini dilakukan karena ada tekanan wanita tetap perawan sebelum menikah agar diterima calon suaminya,” kata wanita asal Singapura ini seperti diberitakan kantor berita BBC.

Masalah-masalah wanita muslim di dunia seperti poligami dan seks pranikah juga dibahas di majalah ini. “Kami tidak ingin mendoktrinasi, tapi ingin menyajikan apa yang terjadi di masyarakat terutama yang dialami perempuan muslim,” ujar Liana.

Gaya hidup wanita dunia juga dihadirkan dengan tidak melepas identitas muslim di sini seperti gaya berpakaian wanita muslim, info makanan halal, dan tempat-tempat wisata.
“Kami pikirkan bagaimana wanita muslim bisa trendi tapi dengan baju yang sopan baik dengan jilbab ataupun tidak,” jelasnya. (Jurnal Nasional)

Pengantin Betawi