Oleh: Sjifa Amori
Jurnal Nasional, 22 November 2009
PADA 1875 Ann Eliza Young menulis sebuah memoar yang sangat menggegerkan Amerika, Wife No. 19 yang memaparkan hidupnya sebagai istri ke-19 Brigham Young, pemimpin gereja Latter Day Saint (LDS). Tak pelak, memoarnya itu membuat beberapa pihak merasa panas. Kemudian, muncul beberapa tulisan balasan yang bertujuan menangkis tuduhan tersebut.
Melalui the 19th Wife, David Ebershoff mencoba mengangkat kembali masalah poligami di Amerika yang tak kunjung usai. Dipadukan dengan kisah pembunuhan yang terjadi di dalam lingkungan penganut LDS, novel ini mengungkapkan betapa keyakinan merupakan sebuah misteri yang tak mudah untuk dipahami.
Novel ambisius ketiga karya Ebershoff ini menceritakan dua kisah poligami pararel. Yang pertama fokus pada Bringham Young yang membuang salah satu istrinya, Ann Eliza, dari Mormon Church; yang kedua adalah misteri pembunuhan modern dengan setting poligami di Utah.
Dengan menggunakan variasi bentuk naratif yang mengesankan ‘“memuat data dari Wikipedia, paper riset akademis, potongan opini di koran- memoar ini menjadi sebuah kisah yang mengandung detail sejarah yang menarik.
Kemudian ada pula bagian memukau seperti misalnya fakta bahwa Brigham Young melarang pementasan drama yang memainkan lakon monogami yang terlalu diromantiskan. Seperti yang dikatakan salah seorang pengikut Young: “Saya tak akan duduk menonton lakon di mana laki-laki terlalau meributkan perasaannya terhadap seorang perempuan.” The New Yorker menulis kalau Ebershoff mendemonstrasikan kejeniusan utuh. (*)
Data Buku :
Judul: The 19th Wife
Penulis:David Ebbershoff
Penerbit:Bentang Pustaka
ISBN:978-979-1227-76-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar